Kala itu saya lagi merintis usaha batik saya dengan modal uang 100 ribu untuk perjalanan saya ke jakarta menawarkan batik punya teman saya.
Kenyataan berkata lain hitungan dan prediksi saya meleset jauh, batik satu rangsel yang saya bawa ternyata tidak laku ditambah uang saku perjalanan saya habis tanpa sisa satu rupiahpun di kantong saya.
Pikiran saya waktu itu panik bukan main karena tanpa saudara di jakarta dengan tanpa uang apakah saya bisa hidup dan bisa berjualan untuk mendapatkan uang agar saya bisa pulang ke pekalongan itu yang ada dibenak saya ketika uang saku saya habis.
Ketika saya sampai di depan rumah sakit pertamina /RSPP saya melihat kerumunan orang dan wartawan sedang meliput, iseng - iseng saya mendatangi kerumunan tersebut dan ternyata mantan presiden suharto sedang dirawat karena sakit kritis dirumah sakit tersebut, pikiran pertamaku saat itu jika yang sakit itu suharto pasti yang menjenguk orang - orang kaya dan pejabat tinggi pastinya jika saya iseng nawarin batik ke orang - orang tersebut saya pasti dapat uang untuk pulang.